Sabtu, 17 Desember 2011

refleksi jurnal belajar kel 1-6 pada mata kuliah ektum

PENGARUH CAHAYA DAN SUHU TERHADAP PROSES PERTUMBUHAN TANAMAN
(LINGKUNGAN ABIOTIK)
Dari presentasi saya bisa menyimpulkan bahwa suhu  merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisme hidup misalnya saja pada proses pertumbuhan tumbuhan.  Selain itu cahaya juga berperan sebagai sumber energi utama bagi semua ekosistem. Pada tumbuhan cahaya berperan sebagai  fotoperiodism, fotoenergetic, fotomorfogenesis, dan fototropisme.
Sedangkan lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. jelas bahwa cahaya dan segala komponen lingkungan abiotik sangat berpengaruh terhada pertumbuhan tanaman tersebut. tanaman membutuhkan cahaya atau sinar matahari untuk proses fotosintesis, tanah sebagai sumber untuk memperoleh segala unsur hara dll.
Respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran. Lamanya penyinaran relatif antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
·         Tumbuhan hari panjang
·         Tumbuhan hari pendek
·         Tumbuhan hari sedang
·         Tumbuhan hari netral




ATMOSFER DAN AIR SEBAGAI LINGKUNGAN ABIOTIK YANG MEMPENGARUHI
EKOLOGI TUMBUH
Dari hasil diskusi dan materi yang telah disampaikan oleh kelompok 4 saya dapat menyimpulkan Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas-gas yang tidak tampak dan tidak berwarna,  dan gas-gas tersebut berupa  : oksigen, nitrogen, argon, karbondioksida meliputi hampir 100% dari udara kering. Pada lapisan atmosfer terbagi menjadi 5 :
1)      Troposfer, berada di porsi paling bawah dari atmosfer bumi.
2)      Stratosfer, merupakan lapisan ke dua dari atmosfer bumi, di bawah troposfer, dan di atas mesosfer.
3)      Mesosfer, merupakan lapisan atmosfer bumi yang jauh di atas stratosfer dan jauh di bawah termosfer.
4)      Termosfer, merupakan lapisan terbesar dari atmosfer bumi, jauh diatas mesosfer dan jauh di bawah exsosfer.
5)      Exsosfer, merupakan lapisan paling atas dari atmosfer bumi
sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Secara umum air digolongkan ke dalam 2 jenis yaitu :
          Air tanah ( ground water ) adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan tidak dapat dilihat secara langsung. Air tanah ditemukan pada lapisan akifer yaitu lapisan yang bersifat porous (mampu menahan air) dan permeable (mampu memindahkan air).
          Air permukaan (surface water), adalah air yang terdapat di atas permukaan bumi dan tidak terinfiltrasi ke dalam bumi.


Apabila atmosfer menipis maka sinar ultra violet akan masuk ke bumi tanpa bisa disaring oleh lapisan ozon karena menipisnya lapisan atmosfer sehingga bisa menyebabkan kesulitan bagi tumbuhan untuk beradaptasi. Dalam diskusi ini saudari ika sempat mengalami salah pengucapan ketika menjawab pertanyaan dari ms.Hendy sehingga sedikit menimbulkan masalah dalam menjawab untuk pemateri
LINGKUNGAN BIOTIK DAN ABIOTIK
(Faktor Edatik Tanah, Topografi, Faktor Lingkungan Biotik dan Interaksin)
Dari hasil presentasi kelompok 5 saya dapat memahami tentang tanah yang harus bagaimana untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk di tumbuhi tumbuhan.pada pertanyaan yang dijawab oleh saudari a’yun dan neni bahwa tanah memiliki lapisan-lapisan dimana lapisan ini berbeda-beda pada lapisan tanah yang terkandung dalam tanah tetapi ada kalanya lapisan tersebut tidak mengandung unsur-unsur mineral, dll. hanya ada pada lapisan tertentu yang mengandung unsur-unsur tersebut yang mana digunakan dalam kehiupan suatu organisme misal pada horizon O, A, E, dan B
Selain itu juga yang bisa saya ambil dari presentasi yang disampaikan neni mengenai tanah dan bahan tanah dimana dibagi menjadi bahan mineral, bahan organic, udara dan air. Tetapi saya lupa selanjutnya yang diterangkan neni karena saya sibuk sendiri mencari bolpoin yang entah kemana hilangnya, atau dipinjem temen karena saya mau tanya mengenai tanah. Setelah nani kemudian susan aminah yang menjelaskan tentang tekstur tanah yang dibagi menjadi pasir, debu dan liat. Dan yang saya masih ingat mengenai struktur tanah yaitu Granular, Gumpal , Prisma , Tiang, Lempeng (Platy), Remah ( Singel). Dan yang persentasi yang ketiga yaitu Qurra’ayun dimana menjelaskan mengenai profil tanah yang mempunyai pengertian Suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Dan yang terakhir dijelaskan oleh ilham yang suaranya serba cepat sehingga saya pun binggung sendiri antara memperhatikan presentasi pemateri tetapi saya juga memperhatikan gerak ilham yang sangat lucu banget. Tetapi dengan kelucuanya saya bisa mengambil satu materi tentang factor lingkungan biotic dan interaksinya. Dimana dijelaskan interaksi tumbuhan dengan komunitas sangat saling mempengaru satu sama lain atau sangat mendukung satu sama lain. Setelah selesai presentasi sesi tanya jawabpun dimulai dimana teman saya indri, dimas dan hatta yang ditunjuk. Padahal dari awal saya sudah mempersiapakan pertanyaan dengan sebaik mungkin tapi saying tidak dipangil namaku mungkin kurang beruntung saja.
EKOLOGI TUMBUHAN POPULASI
Pada presentasi kelompok 6 diterangkan oleh teman saya yang bernama, berlian pratama, siti sholikah, risa lilies dan fitri dimana kelompokini membhas tentang populasi yang dijelaskan oleh siti sholikah yang mempunyai pengertian kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu-individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi. Selain itu juga diterangkan mengenai spesies yang menurut mellet yang mendefenisikan seperti ini populasi tunggal yang berkembang menjadi dua garis keturunan tanpa terjadinya pertukaran material genetik. Tetapi setelah siti menjelaskan kemudian dilanjutkan lisa dan berlian saya tidak mengerti apa maksud dari persentasi yang dibawakan karena banyak sekali pengertian yang panjang – panjang sehingga saya tidak bisa focus dalam dalam mengikuti presentasi kelompok 6. Selain itu seharusnya dalam presentasi di usahakan jangan membaca terlalu banyak yang ada di power poin karena yang saya lihat kemarin untuk power poin kelompok 6 banyak sekali materi yang ada di slaid seperti pindahan dari makalah dan tidak di rangkum sama sekali. Dan persentasi yang terakhir di sampaikan oleh fitri yang menjelaskan tentang Pertumbuhan eksponsial, Pertumbuhan sigmoid dan Fluktuasi populasi.selain itu juga menerangkan tentang penyebaran populasi Jenis endemic dan kosmopolit dimana faktor yang mempengaruhi persebaran jenis endemik dan kosmopolit. Seperti keadaan iklim yang mencakup curah hujan, suhu, jenis tanah dan topografi.
Pertanyaan mbak dista tentang grafik yang dijelaskan oleh fitri dimana pertanyaannya adalah Factor apa yang menyebabkan terjadinya grafik membentuk huruf J dan huruf S? dan jawabannya pada grafik eksponensial dipengaruhi oleh kelahiran tumbuhan yang terus meningkat sampai adanya factor pembatas yang menyebabkan kematian tumbuhan jadi grafik membentuk huruf J yang artinya pertumbuhan terus meningkat. Sedangkan pada grafik sigmoid: pertama terjadi pertumbuhan tumbuhan yang lambat yang dipengaruhi oleh lingkungan yaitu persaingan individu dan jika kondisi lingkngan mendukung maka terjadi petumbuhan lagi dengan natalitas tertentu sampai pada bertemu lagi kondisi lingungan yang tidak mendukung sehingga terjadi kematian (mortalitas) tumbuhan. Pertumbuhan yang naik turun ini menyebabkan terjadi grafik yang membentuk huruf S.
Kemudian pertanyaan chasan yang menanyakan tentang Faktor penyebaran biotik
Siti menjawab : faktor-faktor penyebaran biotik merupakan faktor natalitas dan mortalitas yang mana jawaban tersebut mengacu pada jawaban pertama dalam penyebutan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

PENGERTIAN DASAR DALAM EKOLOGI TUMBUHAN
Pengertian Dasar Dalam Ekologi Tumbuhan :
Konsep ekologi yaitu suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi pengkajian hubungan kelangsungan organisme terhadap lingkungan.
Ekologi : eikos (rumah) dan logos (ilmu)
Contoh kajian autekologi :
      Mempelajari pertumbuhan jenis shorea leprosula dengan pengaruh intensitas cahaya.
      Mempelajari pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan jenis Pinus merkusi
contoh kajian sinekologi : Mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut.
*      Manfaat dan aspek  terapan ekologi tumbuhan  : perairan, pertanian, kehutanan, perkotaan.
Bidang Pertanian
      Produksi makanan bergizi tinggi
      Mengedepankan siklus biologis di dalam sistem pertanianMenginteraksikan suatu kehidupan yang konstruktif dengan sistem dan siklus yang alami
      Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang
      Membantu konservasi tanah dan air
      Menggunakan sumber daya lokal yang dapat diperbaharui yang dikelola dalam sistem pertanian
      Bekerja sejauh yang bisa dilakukan, dalam sistem tertutup yang menyediakan bahan organik dan unsur hara bagi tanaman
Bidang kehutanan
      Memperbaiki klasifikasi lahan hutan melalui klasifikasi ulang beberapa daerah seperti hutan lindung
      Melakukan pengelolaan hutan secara berkelanjutan
      Mengadakan reboisasi
Bidang Perkotaan
      Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan.
Sejarah perkembangan ilmu ekologi
Ilmu ekologi meliputi  :
         Ilmu ekologi evolusi
         Ilmu ekologi manusia
         Ilmu ekologi global
         Ilmu ekologi komunitas : vegetasi, hewan, abiotik
         Ilmu ekologi tingkah laku
Pendekatan ekologi tumbuhan :
         Sinekologi : hubungan populasi makhluk hidup dengan lingkungan
         Autekologi : hubungan makhluk hidup dengan makhluk hidup maupun dengan lingkungan
Untuk kelompok 2.
TUMBUHAN DALAM LINGKUNGAN
Tumbuhan dalam lingkungan yakni semua faktor biotick dan abiotik yang potensial mempengarui organisme.
lingkungan terbagi dua yaitu :
         lingkungan makro yaitu ingkungan berpengaruh secara umum.
         lingkungan mikro yaitu lingkungan yang dekat dengan tanaman secara potensial berpengaruh terhadap organisme.
Faktor pembatas : eksistensi suatu organisme atau kelompok organisme tergantung pada keadaan lingkungan.
Nische (nisia) atau relung : cara hidup atau respon organisme terhadap lingkungan. Fungsinya oleh faktor pembatas.
Strategi tumbuhan terhadap strees :
         Strees biotik : strategi tumbuhan terhadap herbivore
         Strees abiotik : kelebihan air, kekurangan air, terhadap sanitasi, terhadap suhu.
Dimana lingkungan hidup dari organisme merupakan semua factor biotik dan abiotik yang potensial yang mempengaruhi organisme. Untuk lingkungan biotik dipengaruhi oleh suhu, cahaya, air, dan tanah. Pada biotik dipengaruhi oleh individu, populasi komunitas, dan ekosistem. Kelompok ini juga menjelaskan tentang factor pembatas Liebig serta hokum minimum Liebig. adaptasinya yaitu adaptasi morfologi ( xerofit, hidrofit), adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

Sabtu, 26 November 2011

jawa dan madura

Midodareni Adat Jawa

Dalam foto ini menggambarkan penyerahan pisang sanggan. Pisang sanggan sendiri dapat diartikan, Arti Nominal : Buah pisang raja yang diletakkan di nampan yang dihias dengan daun pisang, yang kemudian diserahkan oleh pihak pengantin pria kepada pihak pengantin wanita. Yang terdiri dari: buah pisang raja satu tangkep, suruh ayu, gambir, kembang telon, dan lawe wenang.
· Makna : Pisang sanggan terdiri dari dua kata yaitu pisang dan sanggan. Pisangmengandung arti “jenis buah-buahan” dan sanggan yang berarti “segala hal untuk menyangga” (Poerwadarminta, 1939:543). Sanggan pada umumnya dikenal dengan tebusan. Suruh ayu, berasal dari dua kata suruh berarti “daun sirih” dan ayu berarti “cantik”. Daun sirih harus dalam kondisi yang baik, mengandung maksud daunnya masih utuh dan segar. Suruh ayu mempunyai makna simbolis ketika menjadi pengantin, hendaknya terlihat segar dan menarik. Segar dan menarik menyimbolkan kebahagiaan. Daun sirih yang digunakan harus yang temu ros “bertemu ruasnya” hal ini melambangkan bahwa sepasang pengantin dipertemukan dahulu. Gambir merupakan kelengkapan dalam menginang, gambir digunakan supaya rasanya semakin mantap. Makna simbolik penggunaan gambir dalam upacara panggih melambangkan kemantapan. Orang yang sudah siap untuk menikah berarti sudah mantap dengan pilihannya. Kembang telon terdiri dari tiga macam bunga terpilih diantara bunga yang lain, yaitu mawar, melati dan kantil. Dipilih tiga macam bunga tersebut mempunyai makna simbolik bahwa ketiga bunga tersebut merupakan bunga yang menjadi raja di taman. Nama bunga ini jika dikeratabasakan menjadi “apa kang binawar (mawar) saking kedaling lathi (mlathi) bisa kumanthil-kanthil ing wardaya”. Artinya “apa yang dinasihatkan oleh orang tua hendaknya selalu dapat diingat oleh calon mempelai”. Lawe wenang, terdiri dari dua kata lawe berarti benang lembut yang akan ditenun (Poerwadarminta, 1939:263). Wenang berarti “bisa atau dapat” (Poerwadarminta, 1939: 660). Lawe wenang merupakan uba rampe pisang sanggan dalam upacara panggih.Lawe wenang digunakan untuk mengikat lintingan daun sirih. Ikatan lawe wenang ini mempunyai makna simbolik ikatan pernikahan. Dipilih benang yang berwarna putih mempunyai makna simbolik suci. Lawe Wenang mempunyai makna simboloik bahwa pernikahan merupakan ikatan yang lembut dan suci, lalu dilanjutkan oleh penyerahan hantaran lainnya. Dilanjutkan oleh tirto wening yang berarti kedua orang tua calon pengantin menerima calon mempelai pria ditengah-tengah keluarga mereka.
 Dan dilanjutkan oleh penyerahan catur laksitatama atau catur wedha yang berarti catur wedha/catur sabda adalah wedangan yang diberikan oleh calon bapak mertua/atau bapak calon pengantin wanita terhadap calon pengantin pria pada malam midodareni. Catur wedha atau catur sabda dibacakan teksnya didepan tamu undangan. Setelah selesai dibaca, teks tersebut ditandatangani oleh calon pengantin wanita kemudian diserahkan kepada calon pengantin pria.
penulis : Aqsalicious

Kearifan Lokal Masyarakat Madura Dalam Mengkonservasi Tumbuhan Obat

Oleh : Budi Purwantiningsih

Masyarakat Madura telah lama mempraktekkan tumbuhan sebagai obat tradisional atau yang lebih sering disebut “jamu”. Secara umum minum jamu yang diracik dari tumbuh-tumbuhan telah menjadi kebisaan keluarga dan masyarakat Madura, khususnya yang masih berdarah biru (keturunan dan kerabat raja) (Handayani, 2003). Kebiasaan minum jamu yang begitu melekat ini telah menimbulkan suatu prinsip “lebih baik tidak makan daripada tidak minum jamu” (Rifa’i, 2000). Berdasarkan bentuknya, jamu Madura sebagaimana jamu yang dibuat di Pulau Jawa dapat dikelompokkan menjadi lima macam jamu, yaitu: Jamu Segar. (2) Jamu Godokan. (3) Jamu Seduhan.  Dan (4) Jamu Oles.
                Menurut Handayani (2003) umumnya ramuan Madura mengandung banyak resep untuk keperluan menjaga kesehatan misalnya : jamu perawatan tubuh, jamu pasca melahirkan, jamu mengencangkan payudara, mempertahankan samina, jamu rapat, dan lain-lain. Adapun tumbuhan-tumbuhan yang sering digunakan masyarakat Madura adalah daun Jahe (Zingiber officinale), pinang muda (Areca catechu), bunga padma (Rafflesia zollingeriana), sirih (Piper betle), adas (Foeniculum vulgare), pulasari (Alyxia reindwardti), jintan putih (Cumimum cyminum), pala (Myristica fragrans), pepaya gantung (Carica papaya), pegagan (Centella asiatica), dan srikaya (Annona squamosa), sirih (Piper betle), temu kunci (Boesenbergia pandurata), kunci pepet (Kaempferia angustifolia), kayu rapat (Parameria laevigata), kulit buah delima (Punica granatum) dan lain-lain. (Rifa’i, 2000).
                Menurut Rifa’i (2000), pada zaman dahulu potensi pengetahuan akan racikan tumbuhan obat ini didukung dengan tersedianya berbagai macam tumbuhan yang biasa menjadi tanaman pekarangan masyarakat, akan tetapi sekarang ini, tumbuh-tumbuhan tersebut keberadaannya menjadi sangat sulit ditemukan atau menjadi liar seiring dengan keengganan masyarakat untuk memanfaatkan dan menanamnya. Hilangnya pengetahuan pribumi dikhawatirkan lebih cepat dibandingkan dengan menyusutnya keanekaragaman hayati tumbuh-tumbuhannya sendiri (Purwanti, 2001). Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, maka dikhawatirkan kepunahan tidak hanya terjadi pada tumbuhannya saja, akan tetapi pengetahuan tentang tumbuhan obat pada masayarakat Madura tersebut akan punah pula.
Kebutuhan industri obat tradisional yang cukup besar terhadap tumbuh-tumbuhan tersebut juga telah mengakibatkan eksplorasi terus-menerus dan mengancam keberadaannya, sehingga perusahaan obat tradisional di Indonesia diperoleh dari upaya pengambilan dari hutan dan pekarangan tanpa adanya upaya untuk membudidayakannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu konsep pengelolaan pemanfaatan tumbuhan obat dengan tujuan untuk dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dalam aspek pengobatan dan juga peningkatan ekonomi. Apabila masyarakat telah mendayagunakan tumbuh-tumbuhan obat tersebut, maka secara tidak langsung masyarakat juga akan menjaga keberadaan tumbuhan obat di sekitar lingkungan mereka.
Analisis Swot Kearifan Lokal  Masyarakat Madura Dalam Mengkonservasi Tumbuhan Obat
1. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan pada aspek sumber daya dan etnobotani terletak pada kekayaan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan jamu dan nilai multiguna tumbuhan obat itu sendiri. Pada aspek ekonomi, kekuatan terletak pada tingginya kontribusi pendapatan upaya budidaya tanaman obat terhadap pendapatan total petani, kontribusi pengolahan jamu oleh jamu gendong sebesar, dan pengusaha IKOT sebesar. Aspek kelembagaan dalam pengolahan jamu adalah dibentuknya Paguyuban Jamu Tradisional Madura serta dukungan pemerintah daerah seperti Dinas Perekonomian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi, dan Dinas Kesehatan diharapkan mampu mengangkat jamu Madura sebagai salah satu ujung tombak penggerak perekonomian lokal.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Dari aspek sumber daya antara lain penguasaan teknologi budidaya tanaman obat oleh petani masih sangat rendah, lemahnya modal untuk pengembangan pengusahaan tanaman obat dan produk jamu,  sebagian besar bahan baku jamu Madura masih harus didatangkan dari luar Pulau Madura. Dari aspek etnobotani, sistem pewarisan pengetahuan tentang tumbuhan obat dan tatacara meracik jamu pada sebagian masyarakat masih tertutup. Faktor kelembagan lokal di tingkat petani masih lemah dan sebagian lagi belum berfungsi. Dalam aspek kebijakan, belum adanya strategi dan kebijakan operasional yang terpadu dan menyangkut keseluruhan kegiatan agribisnis/agroindustri tumbuhan obat.
3. Peluang (Oppurtunies)
Berdasarkan aspek sumberdya kecenderungan konsumen global, nasional maupun lokal untuk kembali ke alam (back to nature). Berdasarkan aspek ekonomi, potensi pasar lokal dan luar yang sedang berkembang dapat menjadi peluang untuk pengembangan jamu Madura. Preferensi sebagian besar masyarakat Kabupaten Pamekasan terhadap jamu dapat menjadi peluang bagi industri jamu di Kabupaten dalam rangka memenuhi permintaan pasar lokal. Komitmen pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk menjadikan beberapa komoditas tumbuhan obat dan jamu Madura sebagai produk unggulan lokal merupakan peluang yang sangat prospektif dalam pengusahaan tumbuhan obat dan produknya.
4. Ancaman (Threats)
Dari aspek sumberdaya semakin berkurangnya atau semakin langkanya bahan baku jamu yang didatangkan dari luar Pulau Madura. Dari aspek ekonomi, masuknya berbagai macam jamu yang diproduksi oleh perusahaan besar seperti Sidomuncul, Jamu Iboe, dan lain-lain dapat menjadi ancaman dalam pengembangan jamu lokal. Dari aspek sosial budaya, ancaman terletak pada pengaruh budaya luar/asing yang melunturkan budaya daerah contohnya
kecenderungan pemanfaatan jamu yang sudah dimulai ditinggalkan oleh kaum muda. Dari aspek kebijakan, program pemerintah daerah yang belum terencana secara terpadu dan terkesan sektoral hanya menghambur-hamburkan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sehingga sulit untuk mengharapkan PAD dari agroindustri tumbuhan obat ini.
 Usaha dan Strategi Pengelolaan Tumbuhan Obat di Madura
Langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya:
1.       Aspek sumber daya
Melakukan kajian intensif disertai dengan pembudidayaan intensif melalui optimalisasi fungsi pekarangan dan lahan pertanian lainnya. Disamping itu memanfaatkan informasi pasar yang berkembang baik di tingkat lokal maupun luar daerah sehingga akan memberikan motivasi bagi petani untuk membudidayakannya, yang secara tidak langsung menjaga ketersediaan bahan jamu Madura.
2.       Aspek Ekonomi
Kegiatan budidaya TO yang dilakukan oleh petani maupun pembuatan jamu yang dilakukan oleh pengusaha IKOT memerlukan kemitraan yang tepat agar dapat berkembang. Pusat inkubator agribisnis, kelembagaan desa, Pemkab, dan Universitas setempat harus berkewajiban memberikan dukungan insentif guna mendorong motivasi kelanjutan usaha TO dengan memberdayakan KUD.
3.       Aspek Sosial Budaya
Penguatan kelembagaan lokal dilakukan dengan membentuk kader-kader kelompok tani dan pengusaha jamu dengan melibatkan tokoh-tokoh kunci dalam masyarakat lokal. Organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna, aliansi kepemudaan, PKK, kelompok-kelompok swadaya masyarakat dapat difungsikan sebagai sarana komunikasi dan upaya transfer tekno-ekonomi.
Daftar Pustaka:
Handayani, L. (2003). Membedah Rahasia Ramuan Madura. Agromedia Pustaka.
Rifa’i, M.A. (2000). Pingit, Pijet dan Pepahit: Peran Tumbuhan dalam Kosmetik Tradisional Indonesia seperti Dicerminkan di Daerah Madura.
Purwanti, U. (2001). Pengembangan Tumbuhan Obat Berbasis Masyarakat di Pulau Madura. Program Warta KEHATI Edisi Januari 2001.